"Tuah sakti Hamba negeri
Continue reading →
Esa hilang dua terbilang
Patah tumbuh hilang berganti
Takkan melayu hilang dibumi"
Bermula dari perjalanan-perjalanan yang saya lalui dan melihat budaya-budaya yang sangat terjaga dibeberapa tempat yang saya pernah singgahi dan sangat jauh terbalik keadaanya dengan diluar kampung halaman (dalam menjaga adat dan budayanya), timbul sedikit kegelisahan-kegelisahan kecil lama-lama menumpuk dan menggerakkan saya untuk menuangkanya.
Ketika saya berkunjung di salah satu daerah wisata yang ternyata keindahan alamnya jika dibandingkan dengan kampung halaman tidaklah jauh berbeda. Hanya saja selain keindahan alamnya diikuti fasilitas yang memadai, dalamnya budaya adat-istadat yang kuat terjaga membuat daerah tersebut bisa memiliki suasana yang menarik perhatian setiap pengunjungnya. Tak hanya disitu, untuk daerah dan beberapa kota wisata lainya pun saya melihat hal yang sama, yaitu dijaga dan ditonjolkannya budaya-budaya yang lebih menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut.
Yang saya lihat lebih sebenarnya bukan sekedar kepariwisataan dari daerah tersebut, tapi juga dari keadaan masyarakat di daerah tersebut yang juga berpengaruh terhadap cara hidup dan cara pandang masyarakat tersebut nampak lebih maju, terbuka dan dewasa.
Belakangan, hal-hal tersebut terpikirkan oleh saya sendiri ketika berkumpul dengan kawan-kawan sebaya dikampung yang kebanyakan dari kami tidak paham bahkan tak mengenal adat budaya sendiri. Saya sendiri bahkan bisa saya katakan lebih banyak tau budaya luar dibandingkan budaya adat-istiadat kampung sendiri, dengan bahasa lain bisa saya katakan IRONI walaupun wajar jika dibandingkan dengan kawan sebaya lainya karena sebenarnya saya hanya numpang lahir dikampung.
Memang, melayu takkan hilang dibumi, tapi melayu yang manakah yang tak hilang itu? kalau diperhatikan banyak sudah budaya terlupa, banyak adat tak diingat dan banyak pusaka tak terjaga.
Masa-masa saya kecil pernah saya mendengar ritual-ritual gilo lukah, atit togak (yang tak pernah sempat saya lihat dan ketahui bagaimana), cerita-cerita yang semakin luntur diingatan, banyak pusaka-pusaka yang bahkan kami (saya dan kawan-kawan sebaya) hampir tak menyadari keberadaanya, katakan saja candi sintung.
Mungkin terlalu lama kita terlena, tapi setidaknya belum terlambat untuk kita perbaiki, karna yang lain patah kita menjadi tumbuh, budaya hilang kita mencari, dan melayu kita takkan hilang di bumi.....
mari kawan-kawan.... :)
abi
abi