Rabu, 28 Oktober 2020

R.M. QOSUM (KH MUKMIN Bin H. Muhammad Nur) Menelusuri Keturunan Raden Di Sedinginan (Part I)

0 komentar

 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

        Salam sejahtera untuk semua pembaca yang saya doakan selalu dalam keadaan bahgia. Setelah sekian lam tidak ada berita dan kabar dalam blog yang kita sayangi ini, akhirnya syukur الحمد لله sekarang admin sekaligus penulis kembali mendapatkan bahan tulisan untuk dibahas. Kali ini penulis akan membahas seorang tokoh yang juga seorang yang pejuang di masa penjajahan dulu.

Foto KH Mukmin Dirumah Mak Kiki Bin H Nain Mukmin Di Rimbamelintang
Foto KH Mukmin Dirumah Mak Hakikurahman Bin H Nain Mukmin 
 yang tinggal di Rimbamelintang

            Adalah R.M. Qosum atau yang lebih dikenal dengan nama KH Mukmin oleh masyarakat Sedinginan, lahir di Desa Sukabumi, Kec. Cepogo, Kabupaten Boyolali - Jawa Tengah. Sebenarnya perjalanan hidup dan asal usul beliau sedikit sekali yang saya ketahui, Beberapa cerita tentang beliau pernah saya dapatkan dari Nenek, Atuk, Mamak, Acit dan Ibu saya. 

                Raden, Keraton, Chines, Surakarta, solo, Kebumen dan Yogyakarta adalah kata yang selalu saya dengar dalam cerita perjalanan hidup beliau. Menurut Syamsir Boy Bin H. Hamzah Mukmin, R.M. Qosum mempunyai darah keturunan suku Chines, hal ini pun juga saya yakini karena melihat anak sulung R.M. Qosum, yaitu H.Hamzah Mukmin juga beberapa anak dan cucu R.M. Qosum lainya kebanyakan mempunyai face yang oriental sekali, bahkan H. Hamzah Mukmin sering disangka dari kalangan suku chines saat berada di Bagansiapiapi. Pernah ketika H Hamzah Mukmin sedang dalam urusan bisnis di Bagansiapi-api, saat itu sedang terjadi kerusuhan dengan suku Tionghoa di Bagansiapiapi, H. Hamzah Mukmin harus lari dan sembunyi didalam bak rumah warga karena dikejar massa yang mengira beliau adalah orang tionghoa.


                 H. Hamzah Mukmin Muda            Foto H. Hamzah Mukmin diantara Anaknya
                                                                   Hj. Masneneng  (Kiri Jilbab Hitam)  dan Cucunya   
                                                                        M Rasuma Febri/Abi ( Kanan Baju Putih)     
        
                 Saya ingat pada suatu ketika ,H. Yusuf Mukmin berkata sambil bercanda kepada salah satu Cicit H. Hamzah Mukmin bernama Aya yang kebetulan merupakan keturunan Boyolali, "Kulo tiang Jawi, kalau kato uyut miko potang" (Kulo tiang Jawi, Kalau kata Mbah Uyut kalian dulu). Kulo tiang jawi artinya adalah "Saya Orang Jawa" Merupakan tutur bahasa Jawa Halus. 

                    Menurut catatan yang pernah ditulis H. Hamzah Mukmin di selembar kertas dan juga mendengar cerita dari anggota keluarga lainya, Nama Ayah dari R.M. Qosum adalah H. Muhammad Nur.  Syamsir Boy Bin H. Hamzah Mukmin mengatakan bahwa keluarga R.M. Qosum di Jawa merupakan orang kaya pemilik pabrik dan berpengaruh. Pernah pada saat masa kejayaan toko SAHA ANA milik H. Hamzah Mukmin, H. Hamzah Mukmin saat itu secara keuangan sangat mampu untuk membiayai prjalanan, ingin sekali mengajak Ayahnya R.M. Qosum (KH Mukmin) untuk bersilaturahmi dan berkenalan ke  keluarga Ayahnya yang ada di Jawa, namun keinginan H. Hamzah Bin Mukmin ditolak oleh R.M. Qosum dan mengatakan beliau tidak bisa kembali ke Jawa, kalaupun H. Hamzah Mukmin membawanya kembali kejawa, kemungkinan besar R.M. Qosum tidak akan bisa pulang ke Riau kembali. Dan untuk alasan kenapa beliau tidak bisa pulang ke Riau tidak dijelaskan.

                  Dalam kehidupanya menurut cerita dari Hj. Hesti H Binti H. Hamzah Mukmin, R.M. Qosum adalah orang yang sangat dihormati oleh orang-orang Jawa yang ada di Sedinginan pada saat itu. Beliau adalah orang yang mempunyai badan tegap dan tinggi, kuat dan gigih dalam bekerja. Beliau mempunyai adik yang mirip dengan beliau, dan sering beliau dan adiknya bertukar peran untuk mengelabui tentara jepang yang saat itu menjajah NKRI.




..........Bersambung ke Part II ya. Harap sabar menunggu update-anya :)
Continue reading →

Label